sebuah cerita tentang dewi pergi pagi #2

On: 24.11.08

aku terjaga di hamparan pasir luas, dibawah langit hitam dengan sedikit sekali bintang.
haus. itulah yang melanda sepanjang kerongkonganku.
dimanakah oasis itu berada, tanpa peta dan kompas?
oh tuhan, berikanlah oasismu padaku, begitulah kira-kira doa didalam hatiku.
atau setidaknya berikanlah fatamorgana sebagai sebuah harapan semu untukku,

tapak demi tapak kujejekkan kakiku di pasir dingin ini.
desir suara pasir menyeruak mengalahkan semilir angin malam,
dan aku terus melangkah, menuju gugus bintang dibatas cakrawala sana.
setidaknya aku masih hidup pikirku.

haus sudah hilang dengan sendirinya. tampak didepan sana sesosok manusia terduduk diam.
aku bergegas menuju ke arahnya. dalam hatiku, semoga dia membawa air.
tidak kupedulikan pasir masuk ke dalam lipatan celanaku.
aku terus mempercepat langkahku.
dekat..dan semakin dekat saja nampaknya.

aku terengah-engah tak berdaya dihadapan sosok itu.
dia perempuan, sebaya denganku.
dia agak terkejut melihatku, disekanya cepat-cepat air matanya.
"maaf.." ujarku.
"em..iya..eee..gapaa.."jawab perempuan itu.
sejenak aku tertegun, lelaki mana yang tega meninggalkan perempuan secantik dia.
sementara dinginnya malam menerobos tulang-tulangnya,
dan sepi serta merta memeras air matanya sampai kering.

"apa yang kamu lakukan ditempat seperti ini?"tanyaku pelan.
"aku menunggu cintaku yang lepas pergi mencari arah.."jawab perempuan itu sedikit terisak.
"lantas mengapa kau begitu setia?"sambungku.
"aku ingin menjadi perempuan yang baik.."perempuan itu berkata sambil menengadah ke atas.
rasa hausku seketika berubah menjadi iba.
iba akan perempuan didepanku.
tulang pipinya begitu bagus demikian juga dagunya.

sejenak kutarik nafas dalam-dalam, aku duduk disampingnya.
"barada diposisimu sekarang sungguh tidak bisa kubayangkan" aku membuka percakapa.
dia tersenyum perih sebentar.
tak lama kemudian, dia lalu bercerita semuanya.
tentang kehidupannya, masalah dan alasan dia berada di tengah gurun ini.

aku terdiam, pasir berderai lagi.
kubenarkan posisi dudukku.
"dengarkan wahai kau kaum hawa, lihatlah bintang diujung sana"sambil kuarahkan acak ke satu bintang paling terang di sebelah kiri kami duduk.
"bintang itu setia bersinar memberikan arah bagi orang tersesat sepertiku."ujarku.
"begitu juga dirimu, cintamu yang pergi biarkanlah, dia bukan satu-satunya.."
"ada yang pergi ada pula yang datang, begitulah hidup berputar"aku mencoba menghibur.
"tapi itu kukembalikan kepadamu"kataku.
"hidup terlampau singkat dihabiskan untuk menunggu,
lihatlah kedepan, dan mulai mencari bintang untukmu sendiri" ujarku sambil kembali berdiri.

aku tidak mau mengumbar kata-kata lagi.
cukup.
dan aku pamit pada gadis itu.
kembali berjalan menyusuri padang pasir luas mencari oasis.
ketika sudah berjalan beberapa langkah, kusempatkan kutoleh kebelakang.
gadis itu sudah bangkit dan berjalan dengan pasti.
ya..
seorang dewi telah pergi pagi.
mencari miliknya yang entah berada dimana.
dan aku mati di tengah gurun itu.

0 komentar on "sebuah cerita tentang dewi pergi pagi #2"

Posting Komentar